Sabtu, 21 November 2015

PENDEKATAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN

KATA PENGANTAR

              Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kehendak-Nya lah kami masih dapat menyelesaikan makalah  yang berjudul “Pendekatan dalam proses pembelajaran” , sebagai tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kritik dan masukan yang membangun terhadap materi dan penyajian makalah ini.
            Makalah ini disusun sebagai sarana mahasiswa untuk belajar dasar-dasar kependidikan, makalah ini merupakan sarana untuk mengembangkan opini mahasiswa mengenai Pendekatan dalam proses pembelajaran.
            Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan atau kritik demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.

                                              

                                                                                               Palu, 18 Oktober 2013


   Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1  Latar Belakang .............................................................................................
1.2  Rumusan Masalah ........................................................................................
1.3  Tujuan Penulisan ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................
2.1    Pengertian Pendekatan Dalam Pembelajaran.......................................... ....
2.2    Fungsi Pendekatan Dalam Pembelajaran................................................ ....
2.3    Jenis-jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran ..............................................
2.4    Tipe-tipe Pendekatan Dalam Pembelajaran ................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................
3.1  Kesimpulan ..................................................................................................
3.2  Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak  didik dapat merima didikan dengan baik.
Dewasa ini, proses belajar mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi fisika kurrang dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami materi pembelajaran fisika
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.
Sehingga dalam  mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran , pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang pendidik ambil dalam  pengajaran
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didiklainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting untuk meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala  perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam  proses belajar mengajar.

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pendekatan dalam pembelajaran.  Beberapa permasalahan akan dibahas antara lain :
1.       Pengertian pendekatan dalam pembelajaran
2.       Peran pendekatan dalam pembelajaran
3.       Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran
a.  Pendekatan individual
b.  Pendekatan kelompok
c.  Pendekatan bervariasi
d.  Pendekatan edukatif
e.  Pendekatan keagamaan
f.   Pendekatan kebermaknaan
4.       Tipe-tipe pendekatan
a.  Pendekatan Konsep
b.  Pendekatan Lingkungan
c.  Pendekatan Inkuiri
d.  Pendekatan Proses
e.  Pendekatan Heuristik
f.   Pendekatan Pembelajaran Cooperatif
g.  Pendekatan Interaktif
h.  Pendekatan Pemecahan Masalah
i.   Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
j.   Pendekatan Terpadu



BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran adalah salah satu faktor yang menentukan suksesnya penerapan strategi pembelajaran. Dikatakan demikian karena pendekatan pembelajaran merupakan pandangan umum bagi guru terhadap proses pembelajaran. Sehingga pendekatan pembelajaran harus lebih dahulu ditentukan sebelum memilih strategi dan metode pembelajaran seperti apa yang akan diterapkan. Wina Sanjaya (2006:127) dalam bukunya “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” mengungkapkan pengertian pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sudut pandang yang dimaksud di sini adalah bagaimana kita melihat proses pembelajaran atau lebih menekankan ke pihak mana proses pembelajaran yang dilakukan. Selanjutnya setelah diketahui sudut pandang yang dianggap pas barulah kita memilih strategi dan metode paling efektif yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran.
Ada 2 pendekatan pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran, yakni:
1.  Pendekatan berpusat pada guru (teacher centred approaches)
2.  Pendekatan berpusat pada siswa (student centred approaches)
Pendekatan berpusat pada guru adalah pendekatan pembelajaran yang memusatkan proses pembelajaran pada kinerja seorang guru. Guru menjadi tokoh yang paling dominan dalam proses pembelajaran. Strategi yang dapat digunakan dalam pendekatan ini adalah strategi pembelajaran langsung atau direct instruction. Guru benar-benar dituntut berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk memberikan pembelajaran.Metode pembelajaran yang paling sering digunakan berkaitan dengan pendekatan ini adalah metode ceramah atau metode tanya jawab.
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan berpusat pada siswa. Pendekatan ini lebih memusatkan proses pembelajaran pada kegiatan siswa. Siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Strategi yang dapat digunakan untuk pada pendekatan ini adalah strategi pembelajaran discovery dan inkuiri
2. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1.  Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.
2.  Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3.  Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4.  Mendiaknosis masalah-masalah belajar  yang timbul, dan
5.  Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

3. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas. Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pendekatan individual adalah suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa. Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan untuk dihargai dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman, dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun dengan guru dan orang tuanya.
Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru untuk membantu siswa membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan hal berikut ini;
a)  mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya.
b)  membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c)  membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d) menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya dengan penuh perhatian.
e)  menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual :
a)  Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
b)  Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
c)  Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
d) Guru harus mampu menyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan belajar mereka.
Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar mengajar, interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual. Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
a)  memungkin siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing secara penuh dan tepat,
b)  mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi kelompok,
c)  mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan,
d) memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru,
e)  memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,
f)  latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada,
g)  menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru,
h)  memberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang lebih baik,
i) mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siwa yang tergolong lamban.
Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut dapat dilihat secara umum dan khusus. Kelemahan secara umum:
a)  proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
b)  Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah diri/minder dalam pembelajaran.
c)  Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat dikelola dengan baik.
d) Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi secara lebih luas dan menyeluruh.

2. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina  dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
Anak didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang memponyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan. Tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajr yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberikan kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hah-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam pengolahan kelas, terutama yang berhubungan dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dijadikan sebagai pijakan dalam melakukan pendekatan kelompok.

3. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam belajar, anak didik mempunyai motivasi yang berbeda. Pada satu sisi anak didik mempunyai motivasi yang rendah, tetapi pada saat lain anak didik mempunyai motivasi yang tinggi. Anak didik yang satu bergairah belajar, anak didik yang lain kurang bergairah belajar. Sementara sebagian besar anak belajar, satu atau dua orang anak tidak ikut belajar. Mereka duduk dan berbicara (berbincang-bincang) satu sama lain tentang hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran.
Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai ada tandanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu. Disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.metode yang hanya satu-satunya dipergunakan tidak dapat diperankan, karena memang gangguan itu terpangkal dari kelemahan metode tersebut. Karena itu, dalam mengajar kebanyakan guru menggunakan beberapa metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untukkepentingan pengajaran.

4. Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi hokum dengan cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki, berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, berisan dibentuk menjadi dua dengan pandangan terarah kepintu masuk. Di sisi pintu masuk guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbarisdi depan pintu masuk kelas. Semua anak di persilahkan masuk oleh ketua kelas. Mereka pun satu persatu masuk kelas, mereka satu persatu menyalami guru. Semua anak-anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang di lakukan telah oleh guru dengan menyuruh anak didik berbaris di depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan tujuan untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia.
Kasus yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu, tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi selain dapat didekati dengan pendekatan individual, pendekatan kelompok, dan juga pendekatan kelompok. Namun yang penting untuk di ingat adalah bahwa pendekatan individual harus bedampingan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan bervariasi harus berdampingan dengan pendekatan edukatif. Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru harus bernilai edukatif, dengan tujuan mendidik.

5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung badan.

6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama di indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kegagalan penguasaan bahasa inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah, fasilitas, dan lingkungan serta kompetensi guru itu sendiri. Karenanya perlu dipecahkan. Salah satu alternatif ke arah pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu pendekatan kebermaknaan. Ada beberapa konsep penting  yang  menyadari pendekatan ini sebagai berikut :
         Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
         Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural.
         Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat digunakan.
         Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
         Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
         Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih penting bermakna bagi siswa jika berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai, dan masa depannya.
         Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
         Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan berbahasanya.

4. Tipe-tipe pendekatan
1. Pendekatan Konsep      
            Pendekatan konsep adalah pendekatan pembelajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. (Syaipul sagala, 2007). Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak.
Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan konsep
1.  Siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan memahami konsep-konsep yang terkandung didalamnya.
2.  Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang menjadi sasaran utama pembelajaran.
Kelebihan:
1. Fokus pada penguasaan konsep dan subkonsep
2. Siswa dibimbing untuk memahami konsep dengan beberapa metode
Kelemahan:
1.  Pendekatan ini kurang memperhatikan aspek student centre.
2.  Guru terlalu dominan dan siswa tidak dibimbing untuk memahami konsep.
2. Pendekatan Lingkungan
            Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar.
Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan lingkungan:
1. Guru menjelaskan materi sambil memberikan contoh permasalahan yang dekat dengan lingkungan.
Kelebihan:
1.  Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar.
2.  Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sering digunakan pendekatan lingkungan
3. Pendekatan Inkuiri        
            Melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli penelitian (Dettrick, G.W. 2001).
Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan Inkuiri:
            Guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman.
Kelebihan:
Membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para tim ahli.
Kelemahan: Kurang menguasai teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti.
 Pendekatan Inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpimpin dan inkuiri bebas atau terbuka. Perbedaan keduanya terletak pada siapa yang mengjukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.
4. Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Proses:
1.  Penalaran yang bermula dari umum kekeadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajukan aturan prinsip umum diikuti dengan contoh-contoh atau penerapan penerapan aturan prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
2.  Mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau langkah-langkah ilmiah seperti melakukan pengamatan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kelebihan:
1.  Siswa lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
2. Siswa memiliki keterampilan dalam melakukan pengamatan, penafsiran data, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kelemahan:
Bagi siswa yang pasif, pendekatan ini kurang efektif sebab menuntut keterlibatanlangsung siswa dalam kegiatan belajar.
5. Pendekatan Heuristik
            Kata heuristik berasal dari bahasa yunani yaitu “heuristik”yang berarti saya menemukan. Menurut Rusyan (1993-114). Heuristik semacam fakta psikologis yang muncul sebagai kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki sejak bayi. Metode Heuristik ini dipopulerkan oleh profesor Amstrong pada abad ke 19 . Menurut metode ini peserta didik sendiri yang harus menemukan fakta ilmu pengetahuan.
Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Heuristik:
1.  Siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah
2. Siswa akan melakukan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan hal yang ditemukan.
Kelebihan:
1.  Siswa merasakan pembelajaran itu bermakna.
2.  Siswa merespon hal-hal baru
3.  Siswa bersemangat untuk melakukan eksperimen dn berbagai penelitian.
Kelemahan:
1.  Siswa yang kurang aktif akan sulit untuk mengikuti pembelajaran
2.  Siswa akan merasa kebenaran tentang sesuatu yang baru ditemukannya belum pasti.
3.  Siswa bersifat individual, karena siswa cenderung melakukan segala sesuatunya sendiri.
6. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
            Pembelajaran kooperatif, merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara kolaboratif yang anggota terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Slavin: 1995).
Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Kooperatif:
1.  Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari 4-6 orang dengan  struktur kelompok heterogen.
2. Guru hanya memberikan materi kepada siswa, sehingga siswa dapat mendiskusikan materi  tersebut bersama kelompoknya.
Kelebihan:
1. Belajar kooperatif menekankan pada kerja kelompok (siswa belajar bersama, saling membantu).
2. Kerja kelompok membuat siswa semangat untuk belajar aktif untuk saling menampilkan diri atau berperan di antara teman-teman sebaya.
3. Siswa lebih cepat memahami materi, karena siswa terlibat langsung dalam materi.
Kelemahan : Siswa yang tidak aktif merasa terkucilkan saat belajar bersama kelompok.
7. Pendekatan Interaktif
            Dikenal juga sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan interaktif:
1. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan
2. Guru perlu mengumpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi suatu kegiatan yang spesifik.
3. Melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
Kelebihan:
1.  Siswa ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
2.  Menumbuhkan kepercayaan diri siswa untuk mengajukan pertanyaan.
Kelemahan:
Tidak semua pertanyaan siswa yang digunakan untuk penyelidikan.

8. Pendekatan Pemecahan Masalah
            Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada dua versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi pentunjuk.
Langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan pemecahan masalah:
1.  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat memecahkan permasalahanmelalui praktikum atau pengamatan.
Kelebihan:
Siswa dituntut untuk dapat merancang pemecahan masalah sendiri
Kelemahan:
Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.

9. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
            Dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat telah dikembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk Sains, Teknologi, dan Masyarakat (S-T-M) (Depdikbud, 1992). STM ini merupakan peng-Indonesiaan dari Science, Technlogy and Society. Dalam pengajaran sains siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat (Depdikbud, 1992).
Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat:
Guru mengembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Kelebihan:
1. siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat
2.  Siswa akan lebih lama mengingat informasi yang diterima.
Kelemahan:
1. Pemecahan masalah dalam pendekatan STM ini lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari – hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah ilmiah
2.  Guru dianggap sebagai fasilitator

10. Pendekatan Terpadu (Integrated Approach)
            Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Unsur pembelajaran yang dipadukan dapat berupa konsep dengan proses, konsep dari satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, atau dapat juga berupa penggabungan suatu metode dengan metode lain.
Langkah-langkah menggunakan pendekatan terpadu:
1.  Guru memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran.
2. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain.
Kelebihan:
1.  Meningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang.
2.  Pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran.
Kelemahan: Siswa yang pasif akan sulit memahami pembelajaran.

11.    Pendekatan Induktif
Pendekatan ini pertama dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan di dasarkan dari fakta yang konkrit sebanyak mungkin.
Menurut purwanto dalam Segala (2006:77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.
Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Induktif:
1.      Guru mengajak siswa agar dapat menarik kesimpulan bedasarkan fakta konkrit yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
Kelebihan:
Siswa dapat menarik kesimpulan bedasarkan fakta konkrit sebanyak mungkin.
Kelemahan:
Tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.

12. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
            Fokus pelaksanaan pembelajaran ini antara lain: (1). Kegiatan pembelajaran adalah penguasaan kompetensi oleh peserta; (2). Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan dengan kondisi dimana kompetensi tersebut akan digunakan; (3) Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu peserta dengan peserta lain tidak ada ketergantungan; (4). Harus tersedia program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat dan program perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih lamban.
Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi:
1. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memperhatikan penguasaan kompetensi oleh siwa.
2. Guru harus menyesuaikan proses pembelajaran dengan kondisi dimana kompetensi tersebut akan digunakan
3. Guru menyedikan program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat dan program perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih lamban.
Kelebihan:
1.  Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada penguasaan kompetensi oleh peserta.
2.  Tersedia program pengayaan dan perbaikan.
Kelemahan: Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu siswa dengan siswa lain tidak ada ketergantungan.

13.    Pendekatan Pembelajaran Manajemen Kelas
            Menurut Parkay dalam Oemar Hamalik (2006) pendekatan manajemen kelas dapat diartikan sebagai upaya untuk mengatur situasi kelas untuk menjamin terciptanya iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa.
Langkah-langkah menggunakan pendekatan manajemen kelas:
1.  Guru mengontrol situasi belajar siswa
2.  Mengarahkan kegiatan belajar bagi siswa
3.  Menjembatani perbedaan perbedaan belajar siswa.
Kelebihan: Terciptanya iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa.
Kelemahan: Siswa tidak bisa belajar mandiri sebab telah terbiasa dikontrol dan diarahkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.


14.    Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual
            Pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran disesuaikan dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara vertikal maupun perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristiknya, bakat, dan minat nya.
Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual:
1.      Menyesuaikan sistem pembelajaran dengan perbedaan individual siswa.
Kelebihan:
 Siswa bebas belajar sesuai dengan karakteristik, bakat, dan minatnya.
Kelemahan:
 Guru kesulitan dalam menyesuaikan sistem pembelajaran dengan perbedaan individual sebab siswa memiliki karakter yang bervariasi.

15.    Pendekatan konstruktivis
            Teori belajar konstruktivis beranjak dari psikologi perkembangan intelektual Piaget yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (self regulation)yang dilakukan seseorang dalam mengatasi konflik kognitif. Konflik kognitif timbul pada saat terjadi ketidak selarasan (disequilibrasi) antara informasi yang di terima siswa karena struktur kognitif yang telah dimilikinya. Adapun pengaturan sendiri adalah proses internal unuk mencapai ekquilibrasi atau keselarasan yang dilakukan melaui dwi fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
Langkah-langkah menggunakan Pendekatan konstruktivis:
1.  Guru mengajak siswa agar dapat membina konsep sendiri atas materi yang telah diajarkan.
2.  Menghubung kaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang ada pada siswa.
Kelebihan: Pembelajaran menjadi bermakna sebab siswa dapat membina konsep sendiri atas materi yang telah diajarkan.
Kelemahan: kesulitan dalam membina konsep sendiri, jika siswa kurang paham terhadap materi yang telah diajarkan.

16.   Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh
            Menurut Jollife et. al.(2001: 32), secara tradisional pembelajaran jarak jauh adalah merupakan pembelajaran di mana secara geografis siswa (pembelajar) berada jauh dari fasilitator (guru) dan bekerja atau belajar secara mandiri melalui serangkaian bahan-bahan pembelajaran.Dukungan yang diberikan kepada siswa adalah dalam bentuk bantuan atau tutorial ketika mereka menemukan kesulitan dalam pembelajaran. Namun dewasa ini, konsep pembelajaran jarak jauh telah berkembang luas.
Langkah-langkah menggunakan Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh:
1. Guru memberikan bahan-bahan pembelajaran pada siswa secara tidak langsung, misalnya melalui email.
2. Dukungan yang diberikan kepada siswa adalah dalam bentuk bantuan atau tutorial ketika mereka menemukan kesulitan dalam pembelajaran.
Kelebihan: Pemakaian waktu lebih efisien, karena siswa dapat mengerjakan tugas dimanapun ia berada

17. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran
a.   Pendekatan individual
b.   Pendekatan kelompok
c.   Pendekatan bervariasi
d.   Pendekatan edukatif
e.   Pendekatan keagamaan
f.    Pendekatan kebermaknaan
Tipe-tipe pendekatan pembelajaran:
a.    Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
b.    Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme
c.    Pendekatan Pembelajaran Deduktif
d.    Pendekatan Pembelajaran Induktif
e.    Pendekatan Pembelajaran Proses
f.     Pendekatan Pembelajaran Konsep
g.    Pendekatan Pembelajaran Sains, Teknologi dan Masyarakat

B.      Saran

       Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar mengajar, diharapkan pendidik mampu memaksimalkan dan mempraktekkan pendekatan itu untuk mengatasi semua permasalahan yang muncul dalam  upayanya membentuk kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil yang memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar